Impor Gula Diindikasikan Tak Terjadi
Kamis, 17 Februari 2011 – 11:05 WIB
Apabila IT memaksakan melakukan impor, bisa saja perusahaan akan menderita kerugian. Sebab harga jual gula impor akan lebih mahal ketimbang harga harga gula tingkat distributor yang berada di level Rp 9.000 per kilogram. Untuk bisa laku di pasaran, harga gula impor harus berada dikisaran US 700 ton saat tiba di Indonsia.
"Jika impor sekarang, kesulitan juga tak dari harga tapi juga dari volume. Apalagi waktu kedatangannya sebelum 15 April," kata Adig. Masalah pasokan dikarenakan India juga belum merealisasikan ekpor gula.
Pertimbangan lain yang menyebabkan para IT ragu-ragu melakukan impor adalah stok gula nasional per 31 Januari 2011 masih dikisaran 700 ribu ton. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk kebutuhan hingga giling mendatang.
"Apalagi pada April akan ada lima Pabrik Gula (PG) di Lampung dan satu PG di Sumatra Selatan yang telah mulai giling, sementara di Jawa giling dimulai Mei," terang dia. Dan apabila dipaksakan, maka berpotensi sisa stok gula impor bakal mengganggu penjualan gula petani saat giling.
SURABAYA - Importir terdaftar (IT) gula makin tak yakin melakasanakan impor 450 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain
BERITA TERKAIT
- Bahas Swasembada Jagung, Mentan Amran Diskusi dengan Kapolri Jenderal Listyo
- 31 TJSL 2024 dari SPSL Berdampak Luas Bagi Masyarakat
- CPM dan DPRD Tegaskan Legalitas Aktivitas PT AKM di Poboya
- Target Beroperasi 2027, Pabrik Semen Baru di Papua Siap Garap Indonesia Timur
- Begini Kronologi iPhone 16 Masuk ke Indonesia
- Jangan Kaget, Sebegini Total Duit yang Dikeluarkan Pemerintah untuk IKN