Impor Jagung 30 Ribu Ton Bisa Tekan Harga Mahal
Akibat kendala distribusi jagung untuk pakan ternak seperti itu, sambung Suwardi, berdampak kepada harga yang menjadi mahal dibandingkan perhitungan secara bisnis melakukan impor.
“Impor jagung dapat saja berubah menjadi upaya menekan harga jagung yang mahal di pasaran akibat persoalan distribusi," ujar Suwardi.
Suwardi menambahkan, impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak perlu dicermati secara jeli alasan penyebabnya.
Menurut Suwardi, impor jagung seperti yang akan diterapkan pemerintah dapat saja diperlukan untuk hal khusus.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa impor jagung 30 ribu ton untuk kebutuhan pakan ternak dilakukan karena harga dalam negeri masih mahal.
Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sri Widayati mengatakan, impor jagung untuk pakan ternak ditujukan sebagai antisipasi harga.
Sri mengungkapkan, harga jagung untuk pakan ternak di pasaran masih berkisar Rp 5.800 per kilogram.
Di sisi lain, jagung impor direncanakan telah dikirim ke Indonesia pada pertengahan Februari 2019
Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Suwardi mengatakan, penilaian impor jagung jangan hanya dibatasi pada jumlah produksi.
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Sepanjang 2024, Surveyor Indonesia Verifikasi 43 Komoditas Barang Impor
- Volume Peti Kemas di JICT 2024 Tembus 2,2 Juta TEUs
- Bea Cukai Tingkatkan Asistensi Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan di Daerah Ini
- Komisi IV DPR Akan Mengawal Kenaikan HPP Gabah dan Jagung Agar Berdampak Bagi Petani
- HPP Gabah dan Jagung Naik, Saleh: Ini Bukti Kecintaan Prabowo kepada Petani