Impor Jagung Dipastikan Tak Akan Ganggu Harga Petani
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Gatot Irianto mengatakan izin impor hanya diberikan maksimum 100 ribu ton untuk menjaga keseimbangan harga serap jagung dari petani lokal.
"Maksimal 100 ribu ton ini sifatnya jaga-jaga. Itu pun nanti dilihat efeknya terhadap harga jagung petani. Kita harus jaga keseimbangan yang sehat, jangan sampai petaninya terpuruk dan harganya anjlok. Kita ingin lindungi petani dan peternak secara proporsional," kata Gatot.
Dia juga mengatakan, impor dan swasembada adalah dua hal yang berbeda. Dia menyebutkan, produksi jagung tidak merata sepanjang tahun, sementara kebutuhannya merata sepanjang tahun.
"Jawa yang kebutuhannya tinggi suplainya tidak begitu banyak, sementara di luar Jawa pabrik pakan ternak sedikit sehingga suplai lebih banyak. Di Jawa sendiri produksinya up and down, tapi kebutuhannya stabil sepanjang tahun," tandas Gatot. (cuy/jpnn)
Impor jagung dilakukan guna memenuhi kebutuhan pakan bagi peternakan ayam mandiri atau skala kecil, khususnya ayam petelur.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Peternak Mandiri Diminta Bentuk Asosiasi & Pemerintah Bantu Promosi
- Terguncang karena Pandemi, Kini Usaha Ini Berkembang Berkat 'BRI KlasterkuHidupku'
- Peternak Ayam di Asia Diminta Tidak Menggunakan Kandang Baterai, Ini Alasannya
- Peternak Mandiri Rugi Rp 62 Miliar Per Pekan, KPUN Minta Aturan DOC Dievaluasi
- Harga Telur Ayam Bukan Main, Satgas Pangan Turun Tangan, Hasilnya...
- Harga Pakan Unggas Melambung, Sultan DPD Minta Pemerintah Jajaki Impor Gabah Kering