Impor Jagung Tidak Dukung Ekonomi Kerakyatan
jpnn.com, JAKARTA - Beredarnya kabar akan ada impor jagung dalam waktu dekat akibat musim kemarau, mendapat tanggapan berbagai kalangan. Salah satunya dari praktisi peternakan Cecep M. Wahyudin yang menolak ide impor jagung.
Ditemui di Jakarta, pria yang akrab dipanggil Cecep ini menegaskan impor jagung dapat mengukur sejauh mana keberpihakan pemerintah pada petani.
"Saat ini stok jagung cukup untuk beberapa bulan kedepan. Apalagi Mentan sudah sampaikan panen puncak jagung pada bulan Oktober. Saat ini masih terus ada panen," kata Cecep.
Pengusaha muda yang sedang mengembangkan koperasi berbasis pesantren ini percaya Kementan bekerja sangat keras untuk mensejahterakan petani. Menurut Cecep biarlah petani jagung juga menikmati harga yang bagus.
“Kasihan mereka sudah terlalu lama menanggung rugi karena harga jagung hancur. Kini mereka bergairah tanam jagung. Kita harus jaga semangatnya," tegas Cecep.
Cecep yang juga CEO eTanee sebuah start up berbasis peternakan yang berkembang pesat saat ini, mengatakan ke depan korporasi petani harus dikembangkan agar petani tidak selalu kalah dengan pemodal besar.
BACA JUGA: Kopi Jawa Timur Diminati Eropa dan Belanda
Dirinya mengaku menjadi ketua umum salah satu koperasi yang bergerak di pengembangan agri bisnis terintegrasi di sektor peternakan, pertanian dan digitalisasi jaringan distribusi berbasis masjid dan pesantren di seluruh Indonesia.
Cecep Wahyudin menilai impor jagung dapat mengukur sejauh mana keberpihakan pemerintah pada petani.
- Prabowo Berkomitmen Akhir 2025 Indonesia tak Lagi Impor Beras hingga Jagung
- Produksi Jamu Herbal jadi Bukti Kemandirian Petani di Gunung Kidul
- Kementan Dorong Smart Farming untuk Memajukan Pertanian Modern dan Berkelanjutan
- Lihat, Momen Mentan Amran Sulaiman Menikmati Jagung Bakar Bareng Masyarakat di Maros
- Dukung Swasembada Pangan, Kementan Perluas Sawah di Tarakan
- Kementan Perkuat Brigade Pangan Merauke demi Wujudkan Swasembada Pangan Nasional