Impor Melonjak, Surplus Perdagangan Menipis
”Secara keseluruhan, capaian tersebut jauh lebih bagus bila dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Kalau menurut negara, kita alami defisit dengan Tiongkok, Thailand, dan Australia, tapi surplus dengan India, Amerika Serikat, dan Belanda,” lanjut pria yang akrab disapa Kecuk itu.
Suhariyanto menguraikan, dari sisi ekspor, terjadi kenaikan tipis sebesar 0,26 persen jika dibandingkan dengan Oktober.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor juga naik 13,18 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia dari Januari hingga November mencapai USD 153,90 miliar.
Angka itu meningkat 17,16 persen daripada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, Suhariyanto mengakui, kenaikan nilai ekspor memang cukup kecil. Padahal, kenaikan ekspor dari September ke Oktober sebesar 19,5 persen.
Dia melanjutkan, pemicunya adalah menurunnya ekspor komoditas tambang.
Sebaliknya, kinerja impor justru mengalami lonjakan. Nilai impor mencapai USD 15,15 miliar atau naik 6,42 persen daripada Oktober 2017.
Surplus perdagangan Indonesia pada November menipis gara-gara impor melonjak.
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Kanwil Bea Cukai Jatim II Dorong UMKM untuk Berkontribusi dalam Rantai Pasok Global