Impor Tak Terbendung, Pemerintah Diminta Lebih Berani
Senin, 18 Oktober 2010 – 02:02 WIB
Anggota Tim Penanganan Hambatan Perdagangan dan Industri (PHPI) Franky Sibarani menambahkan, impor produk konsumsi menembus USD 3,36 miliar dari bulan Januari Hingga September 2010. Angka tersebut mengalami lonjakan sebesar 77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1,89 miliar.
Menurut Franky, lonjakan impor tertinggi terjadi pada Agustus 2010 yakni mencapai USD 644,48 juta atau naik 87,51 persen dibandingkan bulan Juli 2010 sebesar USD 343,70 juta. Peningkatan impor pada Agustus 2010 dinilai sebagai dampak dari kenaikan permintaan menjelang Lebaran 2010.
F
ranky berpendapat, lonjakan impor produk konsumsi menandakan gejala-gejala terjadinya deindustrialisasi di sektor manufaktur nasional dan pemerintah harus waspada. "Memang ada indikasi deindustrialisasi dengan tingginya permintaan impor. Kita harus menunggu sampai tahun 2010 berakhir," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan,Mari Elka Pangestu, mengatakan pemerintah sudah berupaya menerapkan kebijakan untuk menghambat lonjakan barang impor akibat berlakunya perdagangan bebas. Salah satunya adalah dengan ketentuan mewajibkan pencantuman label berbahasa Indonesia mulai 1 Oktober 2010 pada produk selain pangan dan obat-obatan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
JAKARTA - Pelaku usaha mulai mengkhawatirkan tingginya arus impor sepanjang tahun 2010 ini. Pemerintah diminta lebih sensitif dengan memfungsikan
BERITA TERKAIT
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global