Importir Sapi Indonesia Sulit Penuhi Kuota Bibit
Konsultan dokter hewan yang berbasis di Indonesia Dr Ross Ainsworth mengatakan, tidak ada yang bisa mendekati persyaratan yang harus mereka penuhi.
"Pemerintah Indonesia cukup pragmatis dan mereka akan menemukan cara mengubah situasi untuk memberikan semacam sanksi, tetapi tetap membiarkan ternak masuk," kata Dr Ainsworth.
"Apa yang telah terjadi di masa lalu, ketika tenggat waktu telah tercapai dan tidak ada yang mencapai target, Pemerintah membuat aturan baru dan mengambil keputusan penting."
"Jadi, jika saya harus menebak, mungkin itulah yang akan terjadi."
Dr Ainsworth mengatakan para importir tahu bahwa mereka tidak akan dapat memenuhi aturan 20 persen ternak pemulia ketika menandatangani perjanjian hampir dua tahun lalu.
"Tetapi situasinya adalah para importir telah menandatangani kontrak itu dan punya waktu satu atau dua tahun untuk terus beroperasi dan berharap keadaan membaik, atau meninggalkan industri dan mungkin mengalami kebangkrutan," katanya.
Photo: Pelaku bisnis penggemukan sapi Indonesia baru-baru ini mengunjungi Katherine, Northern Territory, untuk belajar lebih jauh tentang membiakkan ternak dalam skala besar. (ABC Rural: Daniel Fitzgerald)"Jadi tidak ada alternatif lain, importir harus terus jalan dan berharap semuanya akan membaik."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata