Imunisasi Tak Lengkap, Balita Rawan Sakit

Banyak Ortu Masih Meremehkan

Imunisasi Tak Lengkap, Balita Rawan Sakit
Imunisasi Tak Lengkap, Balita Rawan Sakit

Selain alasan itu, banyak ortu yang takut imunisasi yang diberikan tidak halal, memicu panas, kasihan anak disuntik berkali-kali, hingga khawatir bayinya malah terkena penyakit. ""Anak panas setelah imunisasi justru karena saat itu vaksinnya sedang bekerja,"" terang Maharani.

Demam menandakan kekebalan tubuh anak sedang terbentuk. Jika memang suhu tubuh naik cukup tinggi, obat penurun panas bisa diberikan. Biasanya, saat imunisasi, bidan di posyandu memberikan puyer penurun panas.

Imunisasi memiliki beberapa tahap untuk membentuk kekebalan tubuh. Imunisasi DPT-HB diperlukan untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B. Pemberiannya tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Jika hanya diberikan sekali, kekebalan tubuh yang terbentuk tidak sempurna. Padahal, penyakit difteri sangat rawan. Misalnya, lebih sering menyerang anak-anak. Pun, masih banyak terjadi di Jatim. Dampaknya pun tidak sepele. Bisa terjadi penyumbatan jalan napas, melumpuhkan otot jantung, hingga mengakibatkan kematian.

Demikian pula imunisasi polio yang wajib diberikan empat kali. Yakni, pada bayi berumur 1-4 bulan. Apalagi, polio yang ditandai lumpuh layuh itu merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan tentu berdampak pada cacat seumur hidup.

Imunisasi Tak Lengkap, Balita Rawan Sakit SURABAYA - Kelengkapan imunisasi pada balita sangat penting. Sayangnya, masih banyak orang tua yang menyepelekan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News