In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra

Terbayang Anak Asuh, Mak Ti Shock hingga Masuk RS

In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra
Makam Ramdan Aslil Saputra yang masih dipenuhi bunga. Foto : Choirurrozaq/Radar Tulungagung/JPNN
Kalau kami yang hanya pernah bertemu secara intens dua?tiga bulan merasakan kehilangan yang luar biasa, bisa dibayangkan perasaan ayah ibu dan kakak-kakak Ramdan. Walau kemarin pun tangis itu tak terlalu terlihat di mata mereka. Namun, bisa dipastikan hati mereka tak pernah berhenti menangisi kepergian si bungsu itu.

 

"Saya memang ingin hamil lagi setelah putri bungsu saya berumur 11 tahun. Saya ingin punya anak laki-laki. Siapa tahu masih diberi Allah kesempatan. Karena itu, saya berhenti suntik KB. Dan, dua tahun kemudian saya hamil. Sejak awal kehamilan ketiga itu saya rajin periksa. Dan, dokter selalu bilang, bayi saya sehat," kenang Ny Sulistyowati tentang awal kehadiran almarhum Ramdan di muka bumi ini.

 

Maka bisa dibayangkan kebahagiaan Sulistyowati, suami, dan kedua anak gadisnya ketika yang lahir memang bayi laki-laki. Lebih bahagia lagi karena bayi itu lahir sebagai anak yang normal dan tampak sehat, meski warna kulitnya agak kekuningan.

 

"Ketika itu kami tidak khawatir dengan warna kuningnya. Sebab, kata orang-orang dan juga dokter, itu bisa hilang dengan sering dijemur," tambah Bambang Sutondo Winarno, ayah almarhum Putra.

 

Menatap kembali foto-foto Putra alias Ramdan memang sama dengan menggali duka dan menguras air mata. Tatapan matanya begitu hidup dan penuh semangat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News