In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra

Terbayang Anak Asuh, Mak Ti Shock hingga Masuk RS

In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra
Makam Ramdan Aslil Saputra yang masih dipenuhi bunga. Foto : Choirurrozaq/Radar Tulungagung/JPNN
Sayangnya, perasaan itu tak bertahan lama. Sebab, warna kuning tersebut ternyata tak kunjung hilang ketika si bungsu sudah berumur dua bulan. Padahal, mereka sudah menjemur dia setiap hari. Dan, kebahagiaan mereka pun berubah menjadi keprihatinan panjang setelah dokter menyatakan bahwa warna kuning itu ada karena Ramdan tidak memiliki saluran empedu.

 

"Sejak itu saya tak pernah pergi ke tempat lain kecuali mengajar. Kebetulan, sekolah tempat saya mengajar berada di depan rumah. Karena itu, saya masih sempat memandikannya sendiri setiap pagi dan bisa tetap mengawasinya selama mengajar," tambah Sulistyowati.

 

"Selama hidupnya, Ramdan hanya pernah saya mandikan sekali saja. Yaitu, menjelang operasi karena ibunya juga harus menyiapkan diri sendiri untuk operasi. Juga baru sekali itu dia mau saya beri air putih dan saya tidurkan. Biasanya dia rewel kalau tidak bersama dengan ibunya. Minum juga begitu. Dia tidak pernah mau diberi air putih. Maunya susu," tambah sang ayah.

 

Karena itu, bisa dibayangkan sedihnya hati Bambang ketika menyadari bahwa itulah kali pertama dan terakhir dia memandikan dan menidurkan bayi laki-lakinya dalam keadaan hidup.

 

Menatap kembali foto-foto Putra alias Ramdan memang sama dengan menggali duka dan menguras air mata. Tatapan matanya begitu hidup dan penuh semangat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News