In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra
Terbayang Anak Asuh, Mak Ti Shock hingga Masuk RS
Minggu, 30 Mei 2010 – 07:59 WIB
Ketika Ramdan kritis, kapan pun itu, wartawan selalu hadir dan menanti dengan cemas kabar tentang perkembangan kondisinya. Bahkan, tengah malam pun, ketika Ramdan harus menjalani pembedahan otak pertama pada 28 April 2010.
"Jangan lagi wartawan dan tim dokter. Saya yang hanya beberapa hari menggantikan Mbak Nany, dan hanya pernah sekali melihatnya membuka mata, yaitu ketika Sekjen Depkes datang berkunjung, selalu menangis kalau ingat Ramdan," tutur Siti Handayani, manajer Human Resource Development (HRD) Jawa Pos, yang mendampingi Ramdan selama 10 hari saya di Amerika Serikat.
Sosok Ramdan memang luar biasa. Dalam waktu singkat, dia merebut hati banyak orang. Gayanya dan tatapan matanya seperti magnet yang memiliki daya magis yang mampu membuat semua orang jatuh cinta padanya. Tak penting, berapa lama mereka saling mengenal.
Saya sendiri baru "berkenalan" dengan Ramdan pada menit-menit menjelang operasi. Itu pun setelah dia berada di ruang tunggu kamar operasi, di lantai enam GBPT. Sebelumnya, ketika saya berkunjung ke kamarnya di lantai enam Graha Amerta, bersama tim dokter dari Oriental Organ Transplant Center (OOTC) Tianjin yang menjadi konsultan Tim Liver Transplant RSUD dr Soetomo Surabaya, Ramdan sedang tidur. Karena itu, jangan lagi bersentuhan, saling bertukar pandang pun tidak. Seperti itu pula pertemuan terakhir saya dengannya di ICU.
Menatap kembali foto-foto Putra alias Ramdan memang sama dengan menggali duka dan menguras air mata. Tatapan matanya begitu hidup dan penuh semangat.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408