In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra

Terbayang Anak Asuh, Mak Ti Shock hingga Masuk RS

In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra
Makam Ramdan Aslil Saputra yang masih dipenuhi bunga. Foto : Choirurrozaq/Radar Tulungagung/JPNN
Jumat (14/5) siang, saya masih mengunjunginya di ICU. Hari itu kondisinya sangat lemah. Bukan karena kritis, tetapi karena baru sehari dia lepas dari pengaruh sedasi (penenang). Seperti yang diberitakan harian ini, Rabu sore sebelumnya, Ramdan baru saja menjalani operasi pemasangan shunt, slang untuk membuang kelebihan cairan yang menekan otaknya dan menyebabkannya menderita hidrosefalus.

Pada hari terakhir itu, kami berdua benar-benar tidak saling berkomunikasi. Dia hanya sempat sekali melirik saya. Setelah itu, dia memilih tidur dan menutup rapat matanya. Hari itu dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat saya. Dia juga tidak tertarik dengan kilatan blits saya.

Padahal, hari-hari sebelumnya, separah apa pun kondisinya, cahaya blits kamera saya selalu bisa menarik perhatiannya. Matanya selalu mengikuti ke mana saya bergerak karena dia tahu, saya suka sekali memotretnya. Tampaknya, dia pun sangat suka dipotret.

Sebenarnya saya sudah berusaha pamit kepada Ramdan bahwa hari itu saya akan ke Amerika Serikat. Tetapi, saya hanya akan pergi 10 hari. Saya katakan kepadanya siang itu, sambil mengelus-elus lengannya yang semakin kurus bahwa saya segera kembali padanya.

Menatap kembali foto-foto Putra alias Ramdan memang sama dengan menggali duka dan menguras air mata. Tatapan matanya begitu hidup dan penuh semangat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News