In Memoriam Ramdan 'Putra' Aldil Saputra
Terbayang Anak Asuh, Mak Ti Shock hingga Masuk RS
Minggu, 30 Mei 2010 – 07:59 WIB
Jumat (14/5) siang, saya masih mengunjunginya di ICU. Hari itu kondisinya sangat lemah. Bukan karena kritis, tetapi karena baru sehari dia lepas dari pengaruh sedasi (penenang). Seperti yang diberitakan harian ini, Rabu sore sebelumnya, Ramdan baru saja menjalani operasi pemasangan shunt, slang untuk membuang kelebihan cairan yang menekan otaknya dan menyebabkannya menderita hidrosefalus.
Pada hari terakhir itu, kami berdua benar-benar tidak saling berkomunikasi. Dia hanya sempat sekali melirik saya. Setelah itu, dia memilih tidur dan menutup rapat matanya. Hari itu dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat saya. Dia juga tidak tertarik dengan kilatan blits saya.
Padahal, hari-hari sebelumnya, separah apa pun kondisinya, cahaya blits kamera saya selalu bisa menarik perhatiannya. Matanya selalu mengikuti ke mana saya bergerak karena dia tahu, saya suka sekali memotretnya. Tampaknya, dia pun sangat suka dipotret.
Sebenarnya saya sudah berusaha pamit kepada Ramdan bahwa hari itu saya akan ke Amerika Serikat. Tetapi, saya hanya akan pergi 10 hari. Saya katakan kepadanya siang itu, sambil mengelus-elus lengannya yang semakin kurus bahwa saya segera kembali padanya.
Menatap kembali foto-foto Putra alias Ramdan memang sama dengan menggali duka dan menguras air mata. Tatapan matanya begitu hidup dan penuh semangat.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408