Inafis Tempatkan Masyarakat jadi Pesakitan
Rabu, 25 April 2012 – 12:58 WIB
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak proyek Indonesian Automatic Fingerprint Identification (inafis) dihentikan. "Proyek inafis harus segera dihentikan. Ada empat alasan kenapa proyek ini harus dihentikan," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, Rabu (25/4).
Pertama, kata Neta, kartu Inafis tidak bermanfaat karena sudah ada Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), SIM dan pasport. Kedua, lanjut dia, proyek ini tidak transparan, karena menghabiskan anggaran Rp43,2 miliar tapi Polri tidak mengungkapkan pemenang tendernya.
Ketiga, kata Neta, kartu Inafis mencurigai rakyat sebagai penjahat. Sebab salah satu item di kartu Inafis adalah catatan kriminal. Padahal dari 250 juta rakyat Indonesia, yang terlibat kriminal tidak lebih dari dua persen. "Jadi kartu Inafis terlalu mengada-ada, ngawur, dan terlalu naif mencurigai rakyat sebagai penjahat," katanya.
Keempat, tambah dia lagi, kartu Inafis mencontoh sistem di kepolisian Amerika Serikat di mana organisasi polisinya berada di bawah Departemen Dalam Negeri. "Sepertinya lewat kartu Inafis, ada upaya dari elit Polri untuk mendorong reposisi kepolisian ke bawah kordinasi Depdagri di mana Mendagrinya adalah orang dekat Presiden SBY," katanya.
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak proyek Indonesian Automatic Fingerprint Identification (inafis) dihentikan. "Proyek inafis
BERITA TERKAIT
- Sambangi Kementerian PPMI, DPP PATRIA Sampaikan Program Strategis untuk Melindungi Pekerja Migran Indonesia
- Survei Kepuasan Publik Capai 80 Persen, Prabowo: Kami Bekerja Tanpa Lelah
- Pimpinan KPK Baru Didesak Proses Jampidsus yang Diduga Terlibat di Pelelangan Aset Rampasan
- Soal Survei Kinerja 100 Hari Prabowo, Jubir Kementrans: Terbukti Merakyat
- Mbak Ita Sering Absen di Balai Kota, Pemkot: Statusnya Masih Wali Kota Semarang
- Disiapkan Regulasi Pengangkatan Honorer jadi PNS & PPPK