Inalum Jadi BUMN
Sabtu, 16 Maret 2013 – 06:36 WIB
Selama ini pemerintah Jepang terus menyatakan keinginannya untuk tetap dilibatkan dalam pengelolaan Inalum. Bagi Jepang, Inalum memang sangat strategis. Saat ini, dari total produksi aluminium sebanyak 250.000 ton per tahun, 150.000 ton diantaranya diekspor ke Jepang untuk memenuhi kebutuhan industri elektronik dan otomotif di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Sementara itu, 100.000 ton lainnya dialokasikan untuk kebutuhan industri Indonesia. Padahal, saat ini kebutuhan aluminium untuk industri di Indonesia mencapai 300.000 ton dan terus naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, setiap tahun Indonesia harus mengimpor sekitar 200.000 ton aluminium.
Pembeli produk Inalum dalam negeri sebanyak 60-100 perusahaan yang bergerak dalam produksi aluminium alloy, ekstrusi, sheet, foil, kawat listrik, alat-alat rumah tangga yang tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.
Terkait dana pengambilalihan, Agus menyatakan sudah siap. Saat ini, pemerintah sudah memiliki dana Rp 2 triliun yang dianggarkan pada 2012 dan Rp 5 triliun pada 2013, sehingga totalnya mencapai Rp 7 triliun. "Dana sudah ada, tinggal eksekusi saja dan itu sekarang di bawah tanggung jawab Kementerian Perindustrian," ucapnya.
JAKARTA - Proses pengambilalihan saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang dikuasai Jepang terus bergulir. Kali ini, Kementerian Keuangan
BERITA TERKAIT
- Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik, ENTREV Hadir di Electricity Connect 2024
- Libur Nataru, Pemerintah Bakal Segera Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Storm Trade Luncurkan Program Ambassador untuk Influencer dan Advokat Kripto
- SIG & PT Pertamina Lubricants Kembangkan Pelumas Open Gear Dalam Negeri
- Erwin Aksa: Persiapan Rapimnas Kadin 2024 Berjalan Baik dan Sesuai Rencana
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II