Inas Sebut Amien Rais Sedang Putus Asa
jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf Amin, Inas Nasrullah Zubir menyayangkan perkataan Amien Rais yang menyebut Jokowi sumber nestapa Indonesia.
“Kalau Pak Soeharto dipanggil Pak Harto, kalau Pak Soekarno dipanggil Pak Karno, begitu kan kata mbah Mien(Amien Rais)? Mbah Mien juga membuat rumusan bahwa orang bodoh kalah sama orang pintar, orang pintar kalah sama orang nekat, tapi mbah Mien harus menyadari juga bahwa orang nekat itu, akibat putus asa!” kata Inas dalam pernyataan resminya, Kamis (14/3).
Baca juga: Prabowo Buka Baju di Depan Pendukungnya, Inas: Ini Capres apa Penari Striptis?
Inas menilai, pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu sebagai bentuk keputusasaan.
“Ini adalah bentuk keputusasaan dari seorang Mbah Mien (Amien Rais) terhadap kenyataan bahwa hasil survey Prabowo-Sandi yang stagnan di sekitaran 30 persen saja. Sehingga mbah Mien sudah hopeless Prabowo-Sandi bakal kalah di Pilpres mendatang, yang menyebabkan Prabowo Subianto nestapa,” ujar Inas.
Baca juga: TKN Sesalkan Amien Rais Sebut Jokowi Sumber Nestapa Indonesia
Ketua DPP Partai Hanura ini pun berharap, keputusasaan itu tidak membuat Amien Rais gelap mata ketika Prabowo Subianto kalah, dengan menghasut pendukungnya berjihad berhadapan dengan aparat. “Karena hal tersebut dapat memecah belah bangsa dan merugikan NKRI,” ucapnya.
Diketahui, politikus senior PAN Amien Rais menyebut Jokowi sebagai sumber nestapa di Indonesia
Juru bicara TKN Jokowi - Ma’ruf Amin, Inas Nasrullah Zubir menyayangkan perkataan Amien Rais yang menyebut Jokowi sumber nestapa Indonesia.
- Faisal Basri
- Fadel Muhammad: Silaturahmi Kebangsaan Mengisyaratkan Amendemen UUD Sebuah Keniscayaan
- PDIP Tak Setuju Pemilihan Melalui MPR, Hasto Singgung Pidato Megawati Pas Rakernas
- Amien Rais Setuju Presiden Dipilih MPR Lagi, Irwan Demokrat Merespons Begini
- Ini Alasan Amien Rais Setuju UUD Diamendemen Lagi dan Presiden Kembali Dipilih MPR
- Amien Rais Sebut Ada Sosok Pemicu Mundurnya Demokrasi di Indonesia, Begini Kalimatnya