Incar Turis Timur Tengah, Pengemis di Puncak Bisa Kantongi Rp 600 Ribu per Hari
Dalam menjual iba ini, Enah tidak sendiri. Ada delapan lansia lain yang berprofesi sebagai pengemis. Semuanya sama. Berasal dari Cianjur.
Banyaknya pengemis ini bukan tanpa alasan. Mereka memang terkoordinir dengan rapi. Hal itu diakui oleh Asep Mustafa (42), kordinator pengemis yang membawahi Enah cs.
Pria berkumis tebal itu yang bertanggung jawab penuh atas pengemis-pengemis yang ia pelihara. Termasuk saat terjaring razia.
Ia yang menjemput Enah dan kawan-kawan kala diangkut Satpol PP atau Dinas Sosial Kabupaten Bogor.
Dengan catatan, semua pengemis yang berada di bawah komandonya menyetorkan sebagian pendapatatnya. “Semua saya yang urus. Termasuk tranportasi,” akunya.
Ia pun menjabarkan, untuk rute yang dijalani Enah dan kawan-kawan itu terbagi. Setiap hari bergantian. Termasuk jam operasionalnya.
“Kalau setiap hari di situ saja, orang juga lama-lama kenal. Jadi diputer-puter. Kadang di kebun teh, kadang di paralayang, kadang di sekitaran Attawun, kadang di Warung Kaleng, kadang di Jalan arah Taman Safari Indonesia,” katanya.
Perihal razia, ia mengaku sudah khatam. Ketika anak buahnya diangkut, tidak pernah sampai pada pembinaan atau ke balai sosial. Usia lansia menjadikan mereka bisa langsung pulang. “Lansia bisa langsung dipulangkan. Cukup kami jemput saja,” akunya.
Enah, pengemis asal Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, sejak pukul 11.00 WIB sudah ada di sekitar Warung Kaleng, Kecamatan Cisarua.
- Jalur Puncak Bogor Malam Tahun Baru Ditutup untuk Kendaraan
- Kecelakaan di Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal, 18 Luka-Luka
- Hindari Kawasan Puncak Bogor
- Puing Bekas Lapak PKL di Kawasan Puncak Bogor Mulai Dibersihkan
- Awal Bulan, Volume Kendaraan di Puncak Bogor Meningkat Hingga 2 Kali Lipat
- Pengamen Penusuk Wisatawan di Puncak Bogor Ditangkap Polisi, Begini Kejadiannya