Incen, Bayi Nahas yang Dibuang di Gerobak Tambal Ban

Benar-Benar Hidup meski tanpa Otak

Incen, Bayi Nahas yang Dibuang di Gerobak Tambal Ban
Incen sedang diperiksa dr Arifin Parenrengi bersama perawat Lastri. Foto: NANY WIJAYA/JAWA POS
Tetapi, kemarin (16/1), program "cuci otak" tersebut dihentikan. Kepala Incen sudah tidak sebesar hari-hari sebelumnya. Tubuhnya pun tidak lagi demam, sehingga tak perlu lagi ditidurkan di kasur air seperti selama pekan lalu.

Harusnya kemarin dia menjalani operasi pemasangan slang shunt untuk mengalirkan kelebihan cairan otaknya ke jantung. Tetapi, karena zat pembeku darahnya masih rendah, operasi ditunda hingga hari Sabtu.

Untuk semua perawatan Incen, dokter maupun rumah sakit tidak membebankan biaya. Tetapi, obat, slang, pemeriksaan laboratorium, dan alat-alat medis sekali buang memang harus dibeli. Karena itulah, Incen butuh biaya besar. Hingga Rabu kemarin, tagihan untuk kebutuhan medis tersebut sudah mencapai Rp 66 juta.

Untung, ada beberapa donatur yang tergugah oleh kondisi Incen. Di antaranya, CEO Mayapada Group Dato Sri Prof Dr Tahir MBA (Rp 25 juta), Dirut Jawa Pos Holding Ratna Dewi (Rp 15 juta), P.W. Afandi (Rp 15 juta), Richard Handiwiyanto SH MH (Rp 5 juta), dua pengusaha wanita Surabaya (Rp 10 juta dan Rp 5 juta), para sahabat Bunda Sehati (Rp 11 juta), dan donatur tetap panti Bakti Luhur Surabaya (Rp 16 juta).

ANDA pasti pernah mendengar seseorang mengucapkan kata: Tidak punya otak. Jangan anggap itu kata kiasan. Sebab, memang ada orang yang lahir tanpa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News