Incen, Bayi Nahas yang Dibuang di Gerobak Tambal Ban
Benar-Benar Hidup meski tanpa Otak
Kamis, 17 Januari 2013 – 09:32 WIB
Incen sedang diperiksa dr Arifin Parenrengi bersama perawat Lastri. Foto: NANY WIJAYA/JAWA POS
Di AS, ada seorang pensiunan perawat yang sengaja mengadopsi bayi-bayi hydranencephaly (tanpa otak besar) seperti Incen itu. Katherine Vandal, nama perempuan berhati mulia yang tinggal di Connecticut itu, mengadopsi empat anak. Anak-anak tersebut bertahan hidup hingga berusia 10, 12, 18, dan 24 tahun.
Dua yang pertama tak disebutkan namanya. Tetapi, dua terakhir, yang hidup lebih lama, dikenal dengan nama Andrew Vandal dan Courtney Vandal. Keberhasilan Courtney bertahan hingga 24 tahun pernah dimuat dalam jurnal kedokteran dunia.
Anak-anak tanpa otak besar, menurut Dr dr Arifin Parenrengi SpBS yang menangani Incen, "Bisa bertahan hidup karena otak besar kan hanya berfungsi untuk berpikir, psikomotorik, dan emosi. Sedangkan yang mengendalikan pernapasan, pencernaan, dan organ-organ penting kita adalah otak kecil dan batang otak. Selama batang otak dan otak kecil masih berfungsi, selama itu pula seseorang bisa bertahan hidup. Kecuali ada gangguan fungsi organ atau infeksi."
Dari hasil CT-scan yang ditunjukkan kepada Jawa Pos, terlihat bahwa Incen sama sekali tak memiliki otak besar. Tetapi, kok dia bisa menggerakkan kedua tangan dan kakinya seperti halnya bayi normal?
ANDA pasti pernah mendengar seseorang mengucapkan kata: Tidak punya otak. Jangan anggap itu kata kiasan. Sebab, memang ada orang yang lahir tanpa
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah