Indah Kumuh
Oleh Dahlan Iskan
Tentu saya juga masuk Taj Mahal. Sebentar sekali. Yang isinya hanya batu nisan raja yang membangun gedung itu. Dan istri ketiganya --setelah dua istri sebelumnya tidak memberinya anak.
Batu nisan itu pun hanya replika. Yang asli ada di lantai bawah. Ditutup untuk umum.
Saya tidak perlu bercerita tentang keindahan Taj Mahal. Sudah terlalu banyak tulisan tentang ini. Juga soal keistimewaan marmernya. Yang kalau diberi sinar berubah warna.
Namun teman saya itu sempat mengetes keislaman saya. "Coba tebak, hiasan di pintu masuk Taj Mahal itu apa?" tanyanya.
Saya pun memperhatikan ukiran yang melengkung mengikuti bentuk gerbang itu. "Lho itu seperti tulisan Arab," kata saya dalam hati.
Saya pun lebih mendekat. Benar. Hiasan itu sebuah kaligrafi. Agak lama saya mencoba menghubung-hubungkan ukiran di marmer itu. Lalu mencari tahu apakah bisa dibunyikan. Dan dari mana tulisan itu dikutip.
"Oh... Itu surah Al Fajr," kata saya pada teman itu. "Satu surah penuh dituangkan dalam kaligrafi di sini. Bukan main," tambah saya.
Di dalam masih ada satu kaligrafi dari Al Quran lagi: Ayat Kursi.