Indahnya Senandung Lonceng Gereja dan Azan Beriringan di Kampung Sawah
“Jangan kaget kalau di sini rukun-rukun saja. Islam memang mengajarkan kerukunan. Harus kaget kalau di daerah lain malah tidak rukun. Kalau di sini memang selalu rukun saja. Jangan sampai tokoh-tokoh agama yang jadi provokator (Red-membuat tidak rukun),” tutur Rahmaddin.
Abah -panggilan akrab Kiai Rahmaddin- mengatakan dirinya sejak kecil mendapat wejangan dari orang tuanya tentang pentingnya menghormati umat beragama lain.
Meski tidak sampai mengenyam pendidikan tinggi, umat Islam di Kampung Sawah sangat memahami arti toleransi dalam kehidupan beragama.
“Terpenting itu akhlak. Ibu saya bilang ‘itu yang di sana walaupun agamanya bukan Islam itu saudara kita juga. Kita kudu baik dan akur’. Orang-orang zaman dahulu selalu mengajarkan begitu,” ucap pria yang juga pendiri sebuah sekolah, panti asuhan, dan pondok pesantren di dekat masjid tersebut.
Selain itu, Abah mengaku sering menghadiri kegiatan yang diadakan umat Katolik dan Kristen Protestan di Kampung Sawah.
Tokoh Agama Islam di Kampung Sawah, KH Rahmaddin Afif
Di tengah sejumlah isu SARA yang merebak selama bertahun-tahun tanah air, kata Abah, warga Kampung Sawah dengan ragam kepercayaan itu sama sekali tidak terusik. Warga setempat tetap hidup damai dan saling menghargai.
Kampung Sawah sudah terkenal dengan kehidupan toleransi beragama sejak ratusan tahun lalu.
- GPII Keluarkan Seruan Jelang Natal dan Tahun Baru 2025
- Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi Singkawang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
- Terowongan Silaturahim Diresmikan, Simbol Toleransi Umat Beragama
- Perkuat Toleransi di Indonesia, SETARA Institute Luncurkan Rencana Aksi Daerah
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Debat Pilgub Sumsel, Eddy Santana Sebut Pentingnya Pendidikan untuk Jaga Toleransi