Indahnya Tinggal Bersama Keluarga Sebangsa

“Senang sekali, rumah jadi ramai. Kemarin ada cucu saya, tapi sudah balik Surabaya karena ikut orang tuanya,” ujarnya.
Di rumahnya yang asri, Nabila bersama guru pendampingnya tinggal sekamar. Sedangkan kamar kedua ditempati rekannya dari Jateng.
Nabila mengaku baru kali pertama berpisah dengan kedua orangtuanya. Awalnya dia merasa home sick. Namun ketika bertemu induk semangnya (Ny Sumarjono) rasa kangen rumah berangsur hilang.
“Ibu di sini baik banget, semuanya sudah disiapin. Makanannya juga enak-enak. Suasana kayak rumah sendiri lah," ujar Nabila, yang mengikut lomba untuk kategori pameran
Diceritakan Lilik, awalnya panitia LKS SMK menginginkan peserta tinggal di rumah guru-guru. Lantaran rumah guru berukuran kecil dan tidak memenuhi standar, akhirnya Lilik berkoordinasi dengan ketua PKK. Bak gayung bersambut, ibu-ibu PKK antusias dan menawarkan rumahnya jadi rumah tinggal peserta.
Memang, ada kompensasi yang didapat dari setiap rumah tinggal. Namun Lilik mengklaim, warga Kota Malang yang terkenal ramah tidak mengejar materi semata. Mereka suka cita menerima peserta LKS SMK untuk menambah keluarga baru.
“Peserta di sini dianggap seperti keluarga. Benar kata pak menteri, ini bukan home stay tapi rumah keluarga sebangsa. Karena orang Malang bisa menampung orang Medan, Papua, Jateng, dan lain-lain,” papar Lilik.
Dia menambahkan, ada 39 peserta dari berbagai daerah yang tinggal di rumah warga, Jl Selat Sunda 3 Kelurahan Lesanpuro. Sedangkan siswa lainnya ditempatkan di lokasi lainnya.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu