Indef Meramal Ekonomi Indonesia Bisa Turun Gegara Ini, Waspada!
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga kajian ekonomi dan keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meramalkan ekonomi Indonesia akan turun 0,014 persen akibat perang Rusia dan Ukraina.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef Rizal Taufikurahman menilai perang kedua negara itu mengakibatkan transmisi kenaikan harga minyak yang pada akhirnya akan mendorong terjadinya inflasi.
"Terutama inflasi harga bergejolak karena beberapa komoditas," kata Rizal dalam Diskusi Publik secara daring di Jakarta, Rabu (2/3).
Dia menyebutkan saat ini gejolak harga pun sudah terasa, terutama untuk komoditas minyak, gas, dan daging.
Selain itu, ada kemungkinan kenaikan harga komoditas pokok seiring dengan datangnya Ramadan.
"Apalagi ini masih di tengah pandemi, sehingga akan ada penurunan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek," ujarnya.
Rizal memperkirakan harga minyak akan naik hingga 1,14 persen akibat ketidakpastian konflik Rusia dan Ukraina.
"Kemungkinan harga komoditas lainnya akan mengikuti seiring dengan vitalnya peran minyak di seluruh sektor perekonomian," beber Rizal.
Lembaga kajian ekonomi dan keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meramalkan ekonomi Indonesia akan turun
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor