INDEF: Tak Tepat Sasaran, Subsidi Banyak Mubazir
Kamis, 07 Juni 2012 – 16:54 WIB
JAKARTA - Direktur The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menilai pengalokasian subsidi yang diberikan pemerintah sudah kebablasan. Pasalnya, nilai subsidi yang diberikan tiap tahun selalu menunjukkan tren kenaikan. Ironisnya, subsidi terbesar disedot oleh sektor energi dengan prosentase 21,7 persen. Sedangkan nonenergi 4,6 persen.
"Coba kalau subsidi terbesar dialokasikan ke sektor non energi, seperti pertanian, perikanan, kelautan, dan infrastruktur. Hasilnya akan lebih kelihatan," kata Enny Sri Hartati di Jakarta, Kamis (6/6).
Langkah pemerintah untuk memberikan subsidi, imbuh dia, memang patut diapresiasi. Hanya saja, menjadi mubazir karena subsidinya tidak tepat sasaran.
"Subsidi energi diberikan prioritas dengan asumsi masyarakat miskin kesulitan mendapatkan bahan bakar. Tapi nyatanya, subsidinya banyak dimakan orang mampu dan bahkan sebagian diindikasikan diselewengkan ke pertambangan. Akibatnya, masyarakat miskin tetap saja miskin dan tidak berkembang," tuturnya.
Dia menyarankan agar pemerintah dan DPR dalam menyusun anggaran untuk RAPBN 2013 sebaiknya memprioritaskan pada infrastruktur. Sedangkan subsidi nonenergi harus ditambah lebih banyak.
JAKARTA - Direktur The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menilai pengalokasian subsidi yang diberikan
BERITA TERKAIT
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global