Indeks Harga Konsumen Mengalami Inflasi, Pemulihan Ekonomi Terganggu
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, menjelang Ramadaan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66 persen secara bulanan.
Menurut BPS, inflasi Maret 2022 merupakan tertinggi sejak Mei 2019.
Sedangkan secara tahunan, inflasi pada Maret 2022 mencapai 2,64 persen dan secara tahun berjalan mencapai 1,20 persen.
Adapun tiga penyumbang terbesar inflasi Maret 2022 berdasarkan kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Kepala BPS, Margo Yuwono menyampaikan pada April ini inflasi diperkirakan bakal meningkat karena dipicu oleh beberapa hal yang berpotensi akan menggerakkan tingkat inflasi.
“Ada demand yang polanya meningkat di bulan Puasa atau Lebaran, sedangkan di sisi lain ada kebijakan pemerintah yang berpotensi untuk terjadinya inflasi. April ini dugaan saya tinggi (inflasi), karena ada banyak tekanan dari faktor eksternal,” ujar Margo dalam diskusi 'Harga Kian Mahal, Recovery Terganggu?' pada Kamis (7/4).
Momentum bulan Puasa dan menjelang Idul Fitri juga turut mendorong permintaan beberapa bahan pokok. BPS mencatat terdapat peningkatan harga pada cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras di Maret.
Kemudian, bahan bakar rumah tangga dan emas perhiasan juga menjadi beberapa komoditas yang menyumbang inflasi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Maret 2022 merupakan tertinggi sejak Mei 2019.
- Penurunan Angka Kemiskinan di Sumut pada 2024 yang Tertinggi di Indonesia
- Angka Kemiskinan Sumut 2024 Turun 10 Kali Dibandingkan Tahun Sebelumnya
- Kemendagri Apresiasi Kinerja Pj Gubernur Sumut, Luar Biasa
- Mendagri Jadikan Kota Tangerang Sampel Monitoring Inflasi Nasional
- BPS: Kota Sukabumi Inflasi Tertinggi di Jawa Barat
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi