Indeks Ketahanan Pangan BAZNAS, Solusi Penyaluran Zakat yang Lebih Efektif

jpnn.com, JAKARTA - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan Indeks Ketahanan Pangan, sebuah alat ukur yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan pangan keluarga mustahik serta memastikan penyaluran bantuan lebih tepat sasaran.

Indeks ini mencakup aspek ketersediaan, aksesibilitas, serta pemanfaatan pangan bagi penerima manfaat zakat.

Peluncuran indeks ini dibahas dalam Public Expose bertema Indeks Ketahanan Pangan yang digelar secara daring pada Selasa (4/3).

Pimpinan Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec., menjelaskan bahwa indeks ini akan berperan sebagai alat evaluasi sekaligus panduan dalam merancang program ketahanan pangan berbasis zakat.

"Dengan adanya indeks ini, intervensi yang dilakukan BAZNAS akan lebih tepat guna dan berkelanjutan," ujar Zainulbahar, dalam keterangannya, Rabu (5/3).

Indeks Ketahanan Pangan BAZNAS memiliki dua dimensi utama, yakni Food Security (Keamanan Pangan) dengan bobot 70 persen dan Halal Food Literacy (Literasi Pangan Halal) dengan bobot 30 persen.

Food Security mencakup kecemasan akan ketersediaan pangan, kualitas makanan, serta asupan yang tidak memadai. Sementara Halal Food Literacy menilai tingkat literasi pangan halal dan tayib di masyarakat.

Kepala Divisi Inovasi Program Kreatif BAZNAS Abdul Aziz Yahya Saoqi, M.Sc. menambahkan bahwa indeks ini merupakan inovasi pertama dalam mengukur dampak zakat terhadap ketahanan pangan.