Indeks Ketahanan Pangan Indonesia Meningkat Tajam
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Politik Pertanian Universitas Trilogi, Muhamad Karim menilai selama pemerintahan Jokowi-JK, kinerja pembangunan sektor pertanian memiliki indikator nyata yang bisa dinilai langsung masyarakat. Melansir data The Economist Intelligence Unit (EIU), capaian Indeks ketahanan pangan Indonesia menuai hasil yang luar biasa. Pada tahun 2018 indeks ketahanan pangan Indonesia naik menjadi 54,8. Angka ini menjadikan peringkat ketahanan pangan Indonesia naik cukup signifikan dari 72 pada 2014 menjadi 65 di 2018 dari total 113 negara.
“Inilah capaian tertinggi indeks ketahanan pangan Indonesia dalam sejarah pembangunan pertanian. Selama pemerintahan Jokowi-JK, total skor ketahanan pangan Indonesia di semua aspek berada di angka 47,7 pada 2014 dan meningkat secara konstan menjadi 54,8 pada 2018,” ungkap Karim di Jakarta, Rabu (16/10).
Penilaian indeks ketahanan pangan terdiri dari empat aspek. Pertama, affordability terkait dengan cara memotong rantai pasok yang panjang. Kedua, availability yaitu, terjaganya penawaran. Lalu ketiga, quality and safety terkait kualitas dan keamanan standar nutrisi dan pengawasan impor dan keempat natural resources and resilience terkait dengan lahan dan produksi pangan.
Ketahanan pangan Indonesia dari aspek keterjangkauan memperoleh skor 55,2 berada di peringkat 63 dari 113 negara. Kemudian skor dari aspek ketersediaan 58,2 di peringkat 58, dari aspek kualitas dan keamanan memperoleh skor 44,5 di peringkat 84 serta dari faktor sumber daya alam memperoleh skor 43,9 menempati peringkat 111.
“Capaian indeks ketahanan pangan tersebut merupakan prestasi bagi para pelaku pembangunan pertanian. Pemerintah pun turut mensyukuri prestasi ini. Apalagi pembangunan pertanian memiliki banyak tantangan,” tegas Karim.
Menurut alumini IPB ini, Indonesia memiliki kekuatan lahan yang luas dan subur, serta letak geografis yang menguntungkan sehingga sebagai wilayah tropis, anek jenis tanaman dapat tumbuh subur menjadi kekuatan dari Indonesia. Tapi di sisi lain, Indonesia juga menghadapi tantangan peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 2,5 juta setiap tahunnya. “Artinya, ke depanya dibutuhkan strategi khusus untuk bisa meningkatkan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Karim pun mengapresiasi bahwa peningkatan ketahanan pangan juga turut berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. Selama 5 tahun ini terlihat kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). Bahkan NTP bulan September 2019 tercatat 103,88, padahal Mei 2015 hanya 100,02.
"NTP dan NTUP umumnya digunakan sebagai indikator untuk melihat membaiknya daya beli atau kesejahteraan petani. Peningkatan dua item tersebut menandakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, daya beli dan kesejahteraan petani terus membaik," ungkapnya.
Kinerja pembangunan sektor pertanian memiliki indikator nyata yang bisa dinilai langsung masyarakat.
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke
- Kementan Perkuat Integrasi Pelaku Usaha Dukung Daya Saing Produk Hortikultura Lewat Forum Ini
- Dukung Pangan Bergizi, Kementan Gelar Bimbingan Teknis Pemanfaatan Pekarangan