Indeks Masih Bergerak Fluktuatif
Senin, 22 Desember 2008 – 06:20 WIB

Indeks Masih Bergerak Fluktuatif
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari prediksi inflasi yang terus merendah, bahkan ada ramalan terjadi deflasi. Itu juga bakal menjadi sentimen yang berpengaruh pada pergerakan indeks pada tahun depan. "Seiring ekspektasi rendahnya inflasi 2009, pergerakan indeks selanjutnya lebih banyak dipengaruhi sektor yang sensitif terhadap penurunan suku bunga seperti banking, otomotif, semen, konstruksi, dan properti," jelas Ikhsan.
Baca Juga:
Investor, sambung dia, dapat mencermati sektor tersebut di tengah tertekannya harga komoditas saat ini. "Ada kemungkinan harga minyak terus turun sehingga bakal menekan terus kinerja saham-saham berbasis komoditas," tuturnya.
Dia menilai, sempat adanya penguatan di lantai bursa beberapa waktu tak lebih sebagai bagian dari aksi window dressing menjelang tutup tahun. Bahkan, yang dikhawatirkan, bukan sekadar window dressing, tapi hanya peralihan portofolio investor dari satu saham ke saham lainnya. Terutama ke saham yang menjadi katalis pasar.
Indikasi itu menunjukkan transaksi tidak bergairah dan kepercayaan investor belum tumbuh. "Besarnya transaksi harian menunjukkan investor belum berani masuk untuk mengoleksi kembali portofolio saham," ujarnya. Selama ini, transaksi harian masih berkisar di posisi Rp 1-2 triliun, masih jauh dari rerata transaksi normal pada 2008 sebesar Rp 5 triliun. (eri/bas)
JAKARTA - Performa bursa saham sepanjang pekan ini diprediksi masih akan bergerak mendatar (sideways). Faktor global berupa penurunan harga minyak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram