Indeks Masih Jauh Menuju 4.500
Jumat, 07 Desember 2012 – 05:50 WIB
"Kalau dari faktor global semua masih menunggu keputusan Obama yang masih melakukan negosiasi dengan Kongres AS, terutama dari Partai Republik terkait fiscal cliff dan rencana pemberlakuan kembali pajak pendapatan 80 persen. Pemberlakuan pajak ini sempat dihentikan sejak zaman kepemimpinan Bush sampai batas waktu Januari 2013 karena kondisi perekonomian di sana sedang negatif," paparnya.
Baca Juga:
Pada awal 2012, pelaku pasar optimistis indeks berpotensi tumbuh 20 persen dibandingkan penutupan perdagangan akhir 2011 pada level 3.821,99 poin. Namun, hingga penutupan perdagangan kemarin, indeks ditutup pada 4.292,61 atau baru tumbuh 12,31 persen sejak akhir tahun lalu.
Indeks memang sempat mencapai posisi tertinggi pada level 4.375,17 pada 26 November 2012. Namun, masalah ekonomi global ditambah isu dari dalam negeri terkait defisit neraca perdagangan menjadi sentimen negatif.
Dibandingkan dengan pertumbuhan pasar saham Asia Tenggara lainnya, Indonesia relatif lebih baik. Malaysia hanya tumbuh 5,59 persen pada periode yang sama. Namun dibandingkan Thailand, Indonesia masih kalah karena Bursa Negeri Gajah Putih itu tumbuh 30,68 persen. Sedangkan Bursa Singapura tumbuh 16,32 persen.