India Mengalami Gelombang Kedua Penularan COVID-19, Rumah Sakit dan Layanan Kremasi Jenazah Penuh

Tungku gas dan kayu bakar di layanan krematorium di negara bagian Gujarat tidak berhenti mengkremasi jenazah.
Di kota-kota besar lainnya di India, jumlah kremasi dan penguburan diperkirakan lebih besar dari data resmi kematian akibat COVID-19, seperti yang dilaporkan oleh media, pekerja layanan kremasi, dan data pemerintah.
Pejabat senior kesehatan mengatakan peningkatkan jumlah kremasi di Gujarat disebabkan penanganan jenazah melakukan protokol COVID-19, "meski hanya 0,1 persen kemungkinan orang tersebut positif".
Ibu kota India, New Delhi, telah memberlakukan lockdown selama enam hari setelah kasus COVID-19 harian di seluruh India mencapai rekor baru yang menyebabkan sistem kesehatan kewalahan.
Menanggapi sejumlah kritikan di media sosial, Ketua Menteri Arvind Kejriwal mengatakan New Delhi dengan populasi lebih dari 20 juta jiwa, hanya memiliki kurang dari 100 tempat tidur untuk perawatan kritis.
"Sistem kesehatan Delhi tidak dapat lagi menerima lebih banyak pasien dalam jumlah besar," kata Menteri Arvind dalam jumpa pers virtual hari Senin.
"Jika lockdown tidak diberlakukan sekarang, situasinya akan tak terkendali."
Sementara itu dalam pernyataannya di televisi, Perdana Menteri India Narenda Modi mendesak agar 'lockdown' hanya diberlakukan sebagai upaya terakhir.
Di sejumlah kota di India, jumlah kremasi dan penguburan diperkirakan lebih besar dari data resmi kematian akibat COVID-19,
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara
- 'Selama Ini Ternyata Saya Dibohongi': Kerugian Konsumen dalam Dugaan Korupsi BBM
- Keberadaan Seorang Warga Indonesia di Tasmania Sempat Dikhawatirkan
- Dunia Hari Ini: Angin Kencang Mulai Menghantam Pesisir Timur Australia