India Mengalami Gelombang Kedua Penularan COVID-19, Rumah Sakit dan Layanan Kremasi Jenazah Penuh

"Ada perasaan sudah menang," ujar K Srinath Reddy, Presiden Public Health Foundation of India, seperti yang dikutip dari BBC.
"Beberapa orang merasa India sudah mencapai kekebalan kelompok. Semua orang ingin cepat-cepat kembali bekerja ... dan peringatan yang ada tidak diperhatikan," tambahnya.
Sejumlah epidemiolog di India telah mengatakan seharusnya India tidak terburu-buru mengumumkan "kemenangan" atas virus corona sebelum waktunya.
India dianggap menyangkal data
Bhramar Mukherjee, seorang profesor biostatistik dan epidemiologi di University of Michigan, Amerika Serikat, memperingatkan India berada dalam "penyangkalan data".
"Semuanya tidak jelas" katanya.
"Rasanya tidak ada yang memahami situasi dengan sangat jelas, ini sangat menjengkelkan."
Di Lucknow, ibu kota Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, data dari layanan krematorium khusus jenazah COVID menunjukkan adanya dua kali lipat jumlah mayat yang tiba pada enam hari di bulan April.
Data ini berbeda dengan data pemerintah tentang kematian COVID-19 di seluruh kota Lucknow.
Di sejumlah kota di India, jumlah kremasi dan penguburan diperkirakan lebih besar dari data resmi kematian akibat COVID-19,
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia