Indikator Ekonomi Catat Keberhasilan Pembangunan Pertanian Indonesia

Indikator Ekonomi Catat Keberhasilan Pembangunan Pertanian Indonesia
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di tengah persawahan. Foto : Humas Kementan

Pada September 2018, kembali turun masing-masing menjadi 0,391 di perkotaan dan 0,319 di perdesaan.

Pertanian Menjaga Angka Inflasi

Kariya menjelaskan selain memperbaiki daya beli dan ketimpangan pendapatan masyarakat, menurut Kariyasa keberhasilan pemerintah dalam memacu produksi dalam negeri juga berkontribusi nyata dalam menjaga stabilitas harga pangan di masyarakat.

Hal ini tercermin dalam empat tahun terakhir inflasi bahan makanan/pangan menurun secara konsisten. Pada tahun 2013, inflasi bahan makanan/pangan masih sangat tinggi, 11,35% dan pada tahun 2014 turun menjadi 10,57%.

Pada tahun 2015 dan 2016 , inflasi bahan makanan/pangan mulai mengalami penurunan yang sangat drastis, yaitu masing-masing menjadi 4,93% dan 5,69%.

“Bahkan pada tahun 2017 inflasi bahan makanan/pangan turun sampai tingkat 1,26% dan merupakan inflasi bahan makanan/pangan yang terendah yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, dampak dari membaiknya ketiga indikator di atas (membaiknya daya beli, menurunnya ketimpangan pendapatan, dan stabilnya harga pangan) menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia terus menurun.

Pada Maret 2018, tercatat secara nasional jumlah penduduk miskin turun dan menembus angka satu digit (9,82%), dan pada September 2018 kembali turun menjadi 9,66%.

Pemerataan pendapatan masyarakat pedesaan lebih baik dibandingkan di perkotaan melalui pertanian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News