Indikator Keselamatan Ibu dan Bayi Dinilai Jadul
Selasa, 22 Januari 2013 – 17:49 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (Sekjen IDI), dr Daeng Muhammad Faqih mengatakan indikator keselamatan ibu dan bayi saat melahirkan tidak relevan lagi digunakan sebagai salah satu alat ukur keberhasil program kesehatan. Dikatakannya, dari sisi kesehatan, cuti hamil itu mestinya tiga tahun karena waktu tiga tahun itu adalah masa-masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan otak dan pisik seorang bayi.
"Ada hal yang lebih substantif dari sekedar keselamatan ibu dan bayi di saat melahirkan, yakni masalah kualitas bayi yang dilahirkan," kata Daeng Muhammad Faqih, saat diskusi di ruang rapat Fraksi PAN, gedung DPR, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (22/1).
Menjadikan faktor keselamatan ibu dan bayi saat melahirkan, dikatakannya itu sangat klasik. "Kita juga harus menghitung kualitas bayi yang dilahirkan di samping keselamatan ibu secara terukur."
Baca Juga:
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (Sekjen IDI), dr Daeng Muhammad Faqih mengatakan indikator keselamatan ibu dan bayi saat melahirkan
BERITA TERKAIT
- Melly Goeslaw: Revisi UU Hak Cipta Solusi Hadapi Kemajuan Platform Digital
- Menhut Raja Juli Antoni Gandeng PGI, Kolaborasi Kelola dan Jaga Hutan Indonesia
- Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin Dinas Pertamanan
- Tanoto Foundation & Bappenas Berkolaborasi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Pemda
- Bea Cukai & Polda Sumut Temukan 30 Kg Sabu-sabu di Sampan Nelayan, Begini Kronologinya
- Mantan Menkominfo Budi Arie Adukan Tempo ke Dewan Pers