Indonesia Abaikan Bisnis Terumbu Karang

Indonesia Abaikan Bisnis Terumbu Karang
Indonesia Abaikan Bisnis Terumbu Karang
JAKARTA -  Sebagai negara maritime, ternyata kepedulian Indonesia terhadap keberadaan terumbu karang dinilai masih kurang. Padahal, teumbu karang tak hanya bermanfaat dari sisi lingkungan, namun juga menjanjikan dari segi bisnis.

Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan Gellwyn Jusuf menyatakan, potensi bisnis dalam Coral Triangle Initiative (CTI) cukup besar yaitu Rp 2,3 miliar per tahun. “Sebagai salah satu negara dari enam yang tergabung dalam CTI, Indonesia masih mengabaikan potensi bisnis ini. Jika ini bisa dioptimalkan bisa memberikan income yang besar buat negara,'' kata Gellwyn.

Ia mencontohkan, Great Barrier Reef di Australia yang luasannya lebih kecil dari CTI bisa menghasilkan USD 1 miliar per tahunnya. Begitu juga Caribean Reef yang bisa menghasilkan USD  9 miliar per tahunnya. “Ironisnya kasus pengrusakan terhadap sumber daya tersebut masih sering terjadi,” urainya.

Lebih lanjut dikatakan, jika pemanfaatan dan perlindungan terhadap terumbu karang tidak segera dilakukan maka akan memberi dampak besar bagi masyarakat, yakni tingkat kesehatan terumbu karang akan memburuk. Akibatnya, ikan-ikan yang bernilai lambat laun habis. “Kira-kira kurang lebih 100 juta penduduk di sekitar CTI akan kehilangan pekerjaan,'' cetusnya.

JAKARTA -  Sebagai negara maritime, ternyata kepedulian Indonesia terhadap keberadaan terumbu karang dinilai masih kurang. Padahal, teumbu karang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News