Indonesia Alami 185 Bencana di Awal 2021, Pertanda Alam Sudah Rusak
"Mereka juga menjalani tes COVID-19 yang hasilnya masih kami tunggu sampai saat ini," katanya.
'Peringatan' bagi Pemerintah Indonesia soal kebijakan lingkungan
Photo: Presiden Joko Widodo mengunjungi tempat pengungsi di Sulawesi Barat. (Foto: BNPB)
Aida mengakui cuaca dan iklim memang menjadi penyebab bencana, tapi menurutnya bencana banjir dan tanah longsor "disebabkan oleh perbuatan kita sendiri".
"Jika kita tidak menghentikan penebangan hutan, tentunya perubahan iklim akan semakin buruk ... cuaca menjadi tidak dapat diprediksi. Dan tentunya banjir semakin sering muncul," ujarnya.
Ia menegaskan serangkaian bencana, terutama banjir dan tanah longsor, harus menjadi "peringatan", khususnya bagi Pemerintah Indonesia.
"Mereka harus melihat tahun ini sebagai peringatan untuk meninjau kembali kebijakan mereka, berhenti mengeluarkan izin penebangan dan konversi [dan] membiarkan orang melakukan penebangan," katanya.
"Semua area penambangan yang sudah tidak digunakan perlu ditanam kembali."
Pada tahun 2014, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berjanji untuk mengembalikan 11,7 juta hektar hutan kepada masyarakat pedesaan dalam lima tahun, salah satu tujuannya adalah mengurangi emisi karbon dengan menahan jumlah penebangan pohon.
Data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mencatat ada 185 bencana di Indonesia hingga hari Kamis kemarin (21/01)
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Gempa Berkekuatan 5,2 Magnitudo Guncang Sukabumi Bagian Tenggara
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu