Indonesia Alami 185 Bencana di Awal 2021, Pertanda Alam Sudah Rusak
Tapi proyek tersebut terunda, dengan target tahun lalu untuk mengembalikan 500.000 hektar terpaksa dikurangi setengahnya.
Pemerintah mengatakan pandemi COVID-19 menjadi alasannya.
'Rebutan saat mobil bantuan berhenti'
Photo: Sejumlah organisasi dan aktivis lingkungan meminta agar Indonesia menanami kembali pohon-pohon di kawasan yang telah diubah jadi lahan pertambangan. (Foto: Greenpeace Indonesia)
Ridwan Alimuddin sedang tur bersepeda ke Tapango, Kabupaten Polewali dan tidak merasakan apa-apa ketika gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat beberapa waktu lalu.
"Pas saya lihat orang berlarian, saya pun berhenti dan mencari tempat yang jauh dari bangunan," ujar Ridwan.
"Sesaat kemudian, gempa terasa lagi. Getarannya, sebagai pembanding, saya lihat pagar besi bergoyang-goyang," katanya yang saat itu berada di garis episentrum gempa, 40 kilometer ke arah Malunda.
"Saya langsung telepon isteri saya yang bersama sepupunya sedang naik mobil ke Majene. Mereka bersama anak-anak saya yang sudah menangis semua saat itu," tutur Ridwan kepada Farid M. Ibrahim dari ABC Indonesia, Senin lalu (18/01).
Berbekal pengalamannya menangani bantuan untuk korban bencana sebelumnya, Ridwan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk relawan Armada Pustaka Mandar serta Rintara Jaya Sulbar untuk mengordinasikan bantuan bagi korban gempa.
Data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mencatat ada 185 bencana di Indonesia hingga hari Kamis kemarin (21/01)
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Gempa Berkekuatan 5,2 Magnitudo Guncang Sukabumi Bagian Tenggara
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu