Indonesia Alami Salah Satu Serangan Siber Terbesar, Apa Artinya?

Dalam kasus PDNS, ia mengatakan Kominfo, BSSN, dan Telkom masih bekerja sendiri-sendiri tanpa kolaborasi yang sinergis.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia perlu membenahi mekanisme pembuatan kebijakan.
"Kebijakan yang baru ini seringkali pertimbangannya bukan cost and benefit, tapi lebih kepada kepentingan-kepentingan politiknya," ujarnya.
"Kemudian roadmap-nya seperti apa untuk long-term, ... jangka menengah, jangka pendeknya ... harusnya kan ada skenario planning-nya ... tapi Indonesia enggak begitu."
Alfons berharap kejadian ini bisa menjadi 'a big wake up call' atau pengingat bagi pemerintah.
Jadi, bagaimana nasib data kita?
Meski muncul sejumlah spekulasi jika data kita sudah dijual ke 'dark web', Alfons kembali mengingatkan untuk kasus PDNS, data kita belum tentu bocor.
"Menurut dugaan kami [datanya] bukan bocor. Jadi orang yang meretas itu tidak memiliki datanya," katanya.
"Dia berhasil mengenkripsi server-server di PDN ... melalui VMWare, lalu mengeksploitasi celah keamanan VMWare."
Serangan siber yang terjadi pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Indonesia menunjukkan beberapa hal, salah satunya kegagalan dalam melindungi data
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun