Indonesia Belum Pasti Hadiri KTT Kontra Terorisme di Sydney

Pemerintah Indonesia menunggu hingga 11 jam untuk mengkonfirmasi apakah pihaknya mengirim perwakilan ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang membahas kontra terorisme di Sydney, pada pekan ini.
Pada hari Selasa (9/6), Pemerintah Australia masih berjuang untuk mengkonfirmasi apakah ada pejabat Indonesia yang akan menghadiri pertemuan internasional tersebut.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia tetap dingin menyusul eksekusi duo Bali Nine pada bulan April.
Pemerintah Indonesia belum memastikan apakah pihaknya akan hadir di KTT Kontra Terorisme di Sydney.
Pada hari Kamis (11/6), Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, akan membuka KTT regional untuk menangkal Ekstrimisme Kekerasan atau ‘Regional Summit on Counter Violent Extremism’ di Sydney, yang menyatukan para menteri, duta besar dan pejabat dari sekitar 20 negara.
Kamboja, Jepang, Laos, Korea Selatan, Vietnam, Selandia Baru, Malaysia dan Singapura telah mengindikasikan bahwa pihak mereka akan mengirim para Menteri untuk acara tersebut, sementara Mesir, Irak, Uni Eropa, Norwegia dan Amerika Serikat akan diwakili oleh Duta Besar mereka.
Jaksa Agung Selandia Baru adalah satu-satunya pejabat pemerintahan dari komunitas intelijen "Five Eyes" di luar Australia yang akan menghadiri KTT itu, dengan Inggris, Kanada dan Amerika Serikat mengirimkan para diplomat atau pejabat mereka.
Acara yang berlangsung selama dua hari di Sydney ini akan dipimpin oleh Jaksa Agung Australia, George Brandis, dan digelar menyusul KTT serupa yang diselengarakan oleh Presiden AS Barack Obama di Washington DC, pada bulan Februari lalu.
Pemerintah Indonesia menunggu hingga 11 jam untuk mengkonfirmasi apakah pihaknya mengirim perwakilan ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang membahas
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia