Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Online Terbesar
Direktur Temasek Tai Le mengungkapkan, dalam melakukan riset, pihaknya memperhatikan dua sisi, yaitu perkembangan market ritel non-online dan online. ’’Lalu, kita bandingkan antara satu negara dengan negara lain di delapan negara benchmark di Asia Tenggara,’’ tuturnya.
Hasilnya adalah berbagai potensi di market online itu sebagai pembentukan pasar baru. Sebab, sifat pasar online yang diwakili industri e-commerce adalah lintas batas negara. ’’Itulah potensinya, dan kami lihat di Indonesia ada potensi pasar terbesar,’’ terangnya.
CEO MatahariMall.com Hadi Wenas menyatakan, tantangan terbesar ada di masing-masing start-up atau pelaku industri online itu sendiri. Pada dasarnya, start-up memang berdarah-darah di awal.
Menghabiskan energi dan finansial. Bisa jadi, kata dia, baru enam tahun kemudian, jika memang konsisten dan produknya bermanfaat, baru bisa membawa keuntungan. ’’Full of sweat, tears, and blood,’’ ujarnya, lantas tertawa.
Start-up tidak boleh sekadar gaya. Hadi menegaskan, yang bertahan dan mendapat apresiasi adalah yang model bisnisnya benar-benar membawa solusi atas hambatan atau kekurangan.
’’Bukan berpikir membuat bisnis menguntungkan. Tapi, melihat ada masalah apa yang bisa diselesaikan oleh start-up. Baru kemudian nantinya membuahkan hasil,’’ ucapnya. (gen/c17/sof/jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global