Indonesia Berpotensi Jadi Pemimpin Negara Muslim dan Demokrasi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menegaskan Indonesia tidak layak menjadi ekor dalam konflik maupun polarisasi yang terjadi di dunia.
Indonesia, ujar Fahri, adalah negara yang didesain untuk berada di tengah-tengah. Baik secara geografis, maupun secara value (nilai).
"Karena itu, Indonesia lebih cocok menjadi pemimpin," ujarnya.
Hal itu dikatakan Fahri dalam Webinar Moya Institute bertajuk "Perebutan Pengaruh di Kawasan Pasca Kapitulasi AS dari Afghanistan", Jumat (17/12).
"Saat ini, bila merujuk pada buku Samuel Huntington, The Clash of Civilization and the Remaking of World Order, telah terjadi konflik peradaban, antara peradaban Barat dengan Non-Barat, dalam hal ini Tiongkok atau Konfusian serta Islam," ungkap Fahri.
"Konflik antara Barat dan Tiongkok, lebih kepada konflik spiritual. Tapi konflik Barat dan Islam, bernuansa spiritual," tambah mantan ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia itu.
Dan Indonesia, lanjut Fahri, berada di tengah-tengah seluruh kutub itu dari segala segi.
Indonesia, adalah negeri Muslim terbesar di dunia.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menegaskan Indonesia tidak layak menjadi ekor dalam konflik maupun polarisasi yang terjadi di dunia
- Prabowo: Dunia Internasional Tak Hormati Suara Negara Muslim
- Hadiri KTT D-8, Prabowo Kritik Negara Muslim Masih Kurang Kompak
- Kewenangan Dewan Pertahanan Nasional Dianggap Berbahaya Bagi Demokrasi dan HAM
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Berikut Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS Bertema ‘Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia’
- MPR RI Berperan Penting jaga Stabilitas Demokrasi di Indonesia