Indonesia Berpotensi Menjadi Laboratorium Pemilu di Dunia

Indonesia Berpotensi Menjadi Laboratorium Pemilu di Dunia
Indonesia Berpotensi Menjadi Laboratorium Pemilu di Dunia
JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Husni Kamil Manik, menilai Indonesia berpotensi menjadi laboratorium pemilu di dunia. Karena selain sebagai negara demokrasi terbesar di dunia dalam hal pelaksanaan sistem pemilihan langsung presiden dan wakil presiden, keragaman masalah dan berbagai terobosan yang dihasilkan juga dapat menjadi pelajaran berharga bagi negara-negara lain yang sedang mempraktikkan sistem pemilu yang demokratis.

“Kita memiliki potensi besar menjadi laboratorium pemilu di dunia dengan keragaman masalah dan berbagai terobosan yang kita lakukan,” ujarnya saat membuka International Workshop on Counting, Recapitulation dan Publication of Electoral Result for Election Management Body di Hotel Borobudur, Selasa (2/7). Acara ini dihadiri KPU dari sejumlah Negara ASEAN, Korea Selatan, Australia dan Mexico.

Melalui kegiatan tersebut, Husni berharap KPU dari berbagai negara dapat berbagi pengalaman dalam hal penghitungan, rekapitulasi dan pengumuman hasil pemilu. “Kegiatan ini diharapkan memperkuat kerja sama yang sudah dibangun antar KPU dari berbagai Negara. Kelebihan dari setiap Negara dapat dibagi kepada Negara lain dalam rangka memperkuat sistem pemilu yang demokratis di dunia,” ujarnya.

Meksiko kata Husni memiliki kelebihan dalam hal adanya peradilan yang menangani khusus kasus-kasus kepemiluan. Sementara Indonesia memiliki Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang berfungsi untuk mengawasi penyelenggaraan pemilu dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang bertugas menyidangkan dugaan pelanggaraan kode etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu baik KPU maupun Bawaslu.

JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Husni Kamil Manik, menilai Indonesia berpotensi menjadi laboratorium pemilu di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News