Indonesia Berpotensi Menjadi Laboratorium Pemilu di Dunia

Indonesia Berpotensi Menjadi Laboratorium Pemilu di Dunia
Indonesia Berpotensi Menjadi Laboratorium Pemilu di Dunia
Dalam diskusi sesi pertama Komisioner KPU RI Hadar Nafis Gumay memaparkan tentang garis-garis besar fungsi dan karakteristik pemilu di Indonesia. Tadinya, kata Hadar, pemilihan langsung hanya berlaku untuk memilih anggota DPR dan DPRD. Sekarang mengalami perkembangan menjadi pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung sejak 2004 dan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung sejak tahun 2005.

“Selain itu dilakukan pemilihan langsung untuk memilih anggota DPD dengan sistem distrik berwakil banyak yang mewakili provinsi dengan jumlah 4 orang,” ujarnya. Sejak tahun 2009, kata Hadar juga diberlakukan pembagian kursi untuk DPR dan DPRD dengan sistem suara terbanyak, tidak lagi berdasarkan nomor urut seperti pemilu 2004.

KPU di Indonesia kata Hadar memiliki satuan kerja (satker) dan jumlah personel yang sangat besar mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), panitia pemutakhiran data pemilih (pantarlih), Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN). “Total penyelenggara pemilu di Indonesia sebanyak 5 juta orang. Inilah yang kita kelola dan kendalikan agar dapat menyelenggarakan pemilu secara jujur dan adil,” ujarnya.(gir/jpnn)


JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Husni Kamil Manik, menilai Indonesia berpotensi menjadi laboratorium pemilu di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News