Indonesia Bisa Menjadi Pusat Manufaktur Mobil Listrik Asia Tenggara, Asalkan...
Pertama, mengembangkan kebijakan, aturan, dan insentif untuk mendukung adopsi dan manufaktur kendaraan listrik.
Misalnya, berupa pembebasan pajak, subsidi, infrastruktur pengisian daya, dan persyaratan kandungan lokal.
Kedua, fokus pada penyediaan listrik pada angkutan umum contohnya bus, kendaraan roda 2, roda 3 dan armada komersial, sebab lebih hemat biaya tertinggi.
Ketiga, menarik investasi asing dan kolaborasi untuk manufaktur kendaraan listrik, produksi baterai, dan pengolahan mineral.
Keempat, memanfaatkan cadangan nikel Indonesia yang besar dengan menawarkan insentif.
Dengan memberikan keringanan pajak dan subsidi kepada pembuat kendaraan listrik dan baterai, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan pemrosesan dan manufaktur hilir untuk baterai dan kendaraan listrik.
Dengan begitu, Indonesia bisa bersaing dengan Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, yang memiliki teknologi dan manufaktur baterai yang lebih unggul.
Kelima, mendorong kerja sama dengan negara Asia Tenggara lain untuk menyelaraskan standar kendaraan listrik, insentif, dan infrastruktur untuk menciptakan pasar dan rantai pasokan regional. (antara/jpnn)
Menurut IMD, Indonesia bisa memperkuat posisinya sebagai pusat manufaktur mobil listrik (EV) Asia Tenggara, dengan beberapa langkah strategis.
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha
- Road Trip MGEVC jadi Bukti Keunggulan Mobil Listrik
- Hyundai Ioniq 5 & 6 Bermasalah Pada Unit ICCU, Berpotensi Memicu Kecelakaan
- Chery J6 Bermotif Batik Bakal Dilelang di GJAW 2024, Siapa Mau?
- GJAW 2024, BYD Sediakan Hadiah Mobil Listrik M6 Superior
- GJAW 2024, Aletra Resmi Hadir di Indonesia, Bawa MPV Listrik
- Melantai di GJAW 2024, Mobil Listrik Chery J6 Dibanderol Rp 400 Jutaan