Indonesia Bisa Tak Impor Beras 100 Tahun, Ini Syaratnya
jpnn.com, MAROS - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman berbagi solusi dengan petani di Desa Tanete, Kecamatan Simbang, Maros, Sulsel untuk produktif menghasilkan beras dalam negeri.
Dia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan beras nasional ada rumus yang menjadi solusi pertanian Indonesia.
Menurutnya, jika Indonesia tidak mau mengimpor beras, maka petani harus menanam satu juta benih per hektare tiap bulannya.
"Kalau satu hektare dikali enam, minimalnya sudah enam juta ton. Kita bagi dua, sudah tiga juta ton beras. Itu rumusnya. Jika hal itu dilakukan, sampai 100 tahun kita tidak impor. Semoga menteri berikutnya lebih tangguh," kata Amran di sela mengikuti panen padi perdana di desa tersebut.
Amran memanen padi jenis IP 300 dengan menggunakan mesin traktor.
Dia didampingi Kepala Litbang Pertanian Muhammad Syakir, Bupati Maros Hatta Rahman, Ketua DRPD Maros Chaidir berserta pejabat TNI dan Polri Maros dan Sulsel.
Saat ini Desa Tanete memiliki sawah tadah hujan seluas 400 hektare. Panen padi jenis IP 300 hasilnya memuaskan.
Petani bisa memanen 7 sampai 8 ton padi per hektare. Padahal, petani hanya mengandalkan air dari sumur dan sungai.
Untuk mencukupi kebutuhan beras nasional ada rumus yang menjadi solusi pertanian Indonesia
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Pupuk Subsidi 2025 Dialokasikan Rp 46,8 T, Mentan Amran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
- Pupuk Indonesia & Kementan Berkolaborasi, Siap Salurkan Pupuk Bersubsidi Awal 2025
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit