Indonesia Butuh Perubahan Radikal untuk Target Rendah Karbon
Rabu, 11 Desember 2019 – 03:01 WIB
Harga listrik dari PLTA mencapai 0,037 dolar AS per kWh pada 2010 menjadi 0,047 dolar AS per kWh pada 2018.
Harga beli EBT oleh PT PLN dibatasi maksimal 85 persen dari biaya pokok produksi (BPP) listrik di setiap wilayah.
Jika harga BPP nasional pada 2018 mencapai Rp1.160,89 per kWh, maka harga pembelian 0,07 dolar AS per kWh (dengan kurs Rp14.181 per dolar AS), sehingga EBT yang mampu bersaing hanya pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), lepas pantai, PLTA, dan bioenergi.
Namun demikian, ia mengatakan satu-satunya yang dapat mengalahkan harga listrik dari PLTU batubara hanya pembangkit yang memiliki harga di bawah 0,05 dolar AS per kWh. (antara/jpnn)
Indonesia membutuhkan perubahan radikal di sektor energi, untuk mencapai target pembangunan rendah karbon.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
BERITA TERKAIT
- Mayoritas Masyarakat Adat Poco Leok Dukung PLTP Ulumbu Unit 5 dan 6
- Wujudkan Pemerataan Listrik, PLN UIP MPA Capai Milestone Penting di Proyek Tobelo GEPP
- Industri Nikel di Indonesia Makin Mantap Gunakan Energi Bersih
- Karya Engineer PLN IP Kembali Dilirik Perusahaan Energi Thailand
- PLN Rampungkan Tahap Kunci Pengadaan Lahan PLTP Ulumbu, Proyek Energi Bersih Dikebut
- Diperlukan Regulasi Khusus untuk Penanganan Emisi CO2 dengan Pemanfaatan Teknologi CCS