Indonesia dan Swiss Tanda Tangani Kerja Sama Promosi Perdagangan
Sektor produk ekspor utama yang dipilih serta lead institution dalam pelaksanaan proyek kerja sama adalah Kementerian Perdagangan untuk produk kayu olahan/kayu pemrosesan teknis (technical wood), Kementerian Koperasi dan UKM untuk produk bahan alami (natural ingredients), Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk produk kelautan bernilai tambah, serta Dewan Atsiri Indonesia untuk minyak esensial.
“Produk-produk tersebut merupakan ekspor unggulan Indonesia yang sangat dibutuhkan di pasar Swiss dan negara Eropa lainnya. Untuk itu, program ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan suplai produk bagi konsumen Swiss. Kami berharap, Indonesia dan Swiss dapat menjadi mitra strategis yang saling melengkapi kebutuhan, baik barang dan jasa,” tambah Didi.
Dubes Swiss Zehnder menyampaikan, kesepakatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan total nilai perdagangan kedua negara, tetapi juga memperkuat kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Hal utama yang harus dilakukan adalah transparansi dalam kebijakan perdagangan untuk kemudahan akses pasar bagi keberlanjutan rantai pasok.
Didi menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, sejak implementasi Indonesia-EFTA (European Free Trade Association) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada November 2021, total perdagangan Indonesia dan Swiss pada 2022 tercatat sebesar USD 2,75 niliar, naik 38 persen dibandingkan tahun 2021.
Sedangkan total ekspor nonmigas Indonesia ke Swiss pada periode tersebut tercatat sebesar USD 1,88 miliar atau meningkat 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, impor Indonesia dari Swiss tahun 2022 mencapai USD 868,6 juta atau naik 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kemendag akan menggandeng para pemangku kepentingan, pihak swasta, dan pelaku usaha siap ekspor lainnya untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan MoU ini. Ke depannya, semua pihak yang berpartisipasi diharapkan dapat turut berperan dalam optimalisasi pemanfaatan hasil perjanjian perdagangan Indonesia-EFTA CEPA,” pungkas Didi.
Sementara itu, berdasarkan catatan statistik tahun 2022, ekspor produk kayu olahan dan furnitur mencapai USD 1,4 juta atau naik lebih dari 100 persen dibandingkan tahun 2021, produk bahan-bahan alami (natural ingredients) dan minyak esensial (essential oils) tercatat senilai USD 6,6 juta atau naik 67 persen dibanding tahun sebelumnya, serta produk perikanan senilai USD 755 ribu atau naik 27 persen dibanding 2021.(antara/jpnn)
Indonesia dan Swiss sepakat meningkatkan kerja sama promosi perdagangan dengan menandatangani Nota Kesepahaman pada Jumat (17/3).
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Berikut Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS Bertema ‘Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia’
- Menekraf dan Mendagri Teken Surat Keputusan, Ekonomi Kreatif Diharapkan Menggeliat
- Menko Airlangga: Indonesia dan ASEAN Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
- Prabowo Santap Siang dengan Pengusaha Jepang, Lihat
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan