Indonesia Diduga Serang Komputer Bank Sentral Australia
Seperti insiden BoM, Bank Sentral Australia menolak untuk memberikan konfirmasi dan mengungkapan kasus ini lebih lanjut.
Para ahli seperti Nigel berpendapat bahwa hal itu adalah masalah besar.
"Mengingat kepercayaan yang diberikan dan keamanan dari warga Australia untuk menggunakan website pemerintah, mereka seharusnya mengatakan, 'ya kita punya masalah ini, apa pun itu dan kami bekerja sangat keras untuk mengurangi dan memperbaiki serta menanggapi insiden itu'," utaranya.
Ia berpendapat, seharusnya ada pelaporan wajib untuk pelanggaran data.
"Ini soal kepercayaan, keyakinan dan keamanan pengguna internet Australia untuk berurusan dengan pemerintah, untuk menempatkan informasi pribadi mereka di sana, untuk melakukan e-commerce, hal-hal semacam itu, bahwa ketika ada masalah, mereka akan diberitahu tentang hal itu dan diberitahu sejujurnya," terangnya.
Industri keamanan IT berspekulasi soal serangan di Biro Meteorologi
BoM telah menolak untuk berbicara tentang apa, kapan dan di mana serangan itu terjadi dalam sistem computer mereka.
Keterangan untuk media di situs hanya bertuliskan: "Biro tidak mengomentari masalah keamanan."
Bank Sentral Australia (RBA) menduga Indonesia berada di balik pelanggaran jaringan komputernya, dua tahun lalu.Ini adalah laporan kedua dari serangan
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat