Indonesia Diminta jadi Pemantau di Perbatasan Kamboja-Thailand
Selasa, 22 Februari 2011 – 16:44 WIB
JAKARTA - Selain membicarakan isu-isu umum kawasan (Asia Tenggara) dan rancangan kerjasama, satu topik penting yang dibahas di "Informal ASEAN Foreign Ministers' Meeting" (Pertemuan Informal Menlu Negara-negara ASEAN) di Jakarta, Selasa (22/2), adalah soal konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Sehubungan dengan itu, dalam konferensi pers seusai pertemuan, Selasa sore di Gedung Pancasila, Kemlu, Menlu RI Marty Natalegawa menyebut bahwa setidaknya ada dua bagian penting yang bisa digarisbawahi dari pembicaraan hari ini.
"Yang pertama adalah bahwa kedua negara (Kamboja-Thailand) sama-sama sepakat meminta Indonesia untuk menjadi observer gencatan senjata di perbatasan mereka. Ini saya kira tergolong unik, dan baru pertama kali (terjadi), karena tim pengamat (observer) Indonesia dalam hal ini akan berada di kedua sisi (perbatasan) negara," jelas Marty menambahkan.
Baca Juga:
Berbicara lebih jauh mengenai poin itu, Marty pun menyampaikan bahwa hal tersebut menunjukkan itikad baik yang sama dari kedua belah pihak, sekaligus penghargaan tinggi keduanya terhadap Indonesia selaku Ketua ASEAN. Menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan asing dalam sesi tanya-jawab, soal apa kekuatan yang dimiliki Indonesia dalam hal ini (sebagai pengamat tunggal), Marty menjawab bahwa komitmen dan kesepakatan kedua negara-lah yang paling penting dalam hal ini. Selain juga menurutnya, kedudukan Indonesia sebagai Ketua ASEAN, serta adanya poin - mendorong penuntasan permasalahan di kawasan - dalam ASEAN Charter (Piagam ASEAN).
Hanya saja, ketika ditanya mengenai timeframe (perkiraan waktu pelaksanaan) dari dikirimnya tim pengamat tersebut, Marty mengaku belum bisa memastikan. Demikian juga dengan jumlah (personil) maupun teknis pelaksanaan kegiatan pengamatan tersebut. "Yang saya tahu saat ini, the sooner the better (lebih cepat dilaksanakan lebih baik). Makanya, mungkin dalam beberapa jam mendatang, saya sudah akan berkirim surat kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan teknis pelaksanaan ini," jawabnya.
JAKARTA - Selain membicarakan isu-isu umum kawasan (Asia Tenggara) dan rancangan kerjasama, satu topik penting yang dibahas di "Informal ASEAN
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer