Indonesia Dorong OKI Perhatikan Nasib Pekerja Palestina
jpnn.com, JEDDAH - Pemerintah Indonesia meminta anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk membantu memikirkan nasib pekerja Palestina setelah munculnya pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Keputusan pemidahan kedutaan dan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tersebut tentu berdampak pada stabilitas politik dan keamanan Palestina, termasuk para pekerja.
“Sebagai bentuk solidaritas, sudah semestinya para anggota OKI ikut memikirkan nasib pekerja Palestina. Masalah keamanan menjauhkan pekerja mendapatkan decent work,” kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam pertemuan dengan para menteri ketenagakerjaan anggota OKI, Kamis (22/2).
Hanif menyampaikan hal itu sebagai respons atas permintaan delegasi Palestina.
Delegasi Palestina memang meminta OKI ikut memikirkan isu pekerjaan layak bagi para pekerja di Palestina pasca-keputusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Keputusan Amerika memindahkan kantor kedutaannya ke Yerusalem diikuti kebijakan otoritas keamanan Israel memperbanyak pos keamanan.
Hal ini sangat menghambat para pekerja, terutama kalangan muda Palestina dalam menjalankan pekerjaannya.
“Indonesia menyampaikan rasa simpati terhadap pekerja di Palestina. Indonesia konsisten mendukung perjuangan dan kedaulatan Palestina sehingga para pekerja memperoleh pekerjaan yang layak,” kata Hanif.
Pemerintah Indonesia meminta anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk membantu memikirkan nasib pekerja Palestina
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Menaker Ajak Dunia Usaha Terus Perkuat Kerja Sama, Ini Tujuannya
- Kemnaker Terima Aksi Demo Damai dari Serikat Pekerja
- Terjadi Kecelakaan Kerja Berulang, Wamenaker Tinjau Smelter IMIP
- Menaker Yassierli dan Mendagri Tito Gelar Rakor, Bahas PHK hingga Upah Minimum 2025
- Menaker Yassierli Bertekad Pertahankan WTP Lewat Penguatan Integritas Pegawai