Indonesia Harus Antisipasi Aturan Bebas Deforestasi di Uni Eropa
Ketika Indonesia sudah siap menghadapi aturan EUDR ini, Dradjad menilai ekspor dari Indonesia tidak akan terganggu. Bahkan bisa lebih cepat siap, terutama dalam komoditas kelapa sawit, kakao, kopi, karet, dan kayu.
Dia juga menyampaikan bahwa Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) mendukung upaya yang dilakukan IFCC.
Mendag Zulhas atas nama pemerintah kini sedang melobi Uni Eropa agar Indonesia masuk kategori berisiko rendah perusakan hutan.
"Ini karena Mendag mendukung penuh. Jadi, saya laporkan terus ke beliau. Pemerintah itu yang dilakukan adalah negosiasi dengan EU agar Indonesia tidak dimasukkan dalam negara berisiko tinggi. Kalau bisa Indonesia masuk di negara berisiko rendah (perusakan hutan),” tutur Dradjad.(ant/jpnn.com)
Pendiri IFCC Dradjad Hari Wibowo menyebut pemerintah perlu melakukan langkah cepat menyesuaikan aturan Uni Eropa tentang bebas deforestasi pada barang ekspor.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Petani Karet Menjerit, Butuh Uluran Tangan Pemerintah
- 15 Ribu Pengunjung Ditargetkan Hadir di Pameran Plastics & Rubber Indonesia 2024
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Kembalikan Kejayaan Industri Karet Nasional, PTPN Group Siapkan Strategi Revitalisasi