Indonesia Hibahkan Rp 7,5 Miliar untuk Repatriasi Rohingya
“Saya berharap dengan hibah ini rekomendasi PNA bisa dilakukan dengan sangat baik dan tim ad hoc bisa segera dibentuk untuk membantu pemulangan yang bermartabat dan menyiapkan tempat mereka akan tinggal di Rakhine State,” ujar Lwin.
Dilaporkan Reuters, lebih dari 730.000 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh pada 2017 untuk menghindari tindakan keras yang dipimpin militer, dan oleh para penyelidik PBB disebut dilakukan dengan "niat genosidal", dan termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan.
Myanmar membantah kekejaman yang meluas, dan menyebutnya sebagai respons terhadap serangan oleh gerilyawan Rohingya.
Meskipun upaya repatriasi telah dua kali dicoba dilaksanakan, terakhir pada Agustus 2019, nyatanya belum ada pengungsi Rohingya yang kembali ke Rakhine dengan sukarela.
“Jadi tenggat waktu (pemulangan) itu belum tentu bisa benar-benar diimplementasikan, karena kan sifatnya sukarela. Para pengungsi itu harus benar-benar yakin apakah jika kembali kondisinya sudah aman dan fasilitas tersedia,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Jose Tavares.
Saat ini, sekitar 600.000 warga Rohingya masih berada di Myanmar yang sebagian besar penduduknya beragama Buddha. Mereka terkurung di kamp-kamp dan desa-desa di negara bagian Rakhine barat di mana mereka tidak dapat melakukan perjalanan dengan bebas atau mengakses layanan kesehatan dan pendidikan. (ant/dil/jpnn)
Indonesia memberikan hibah senilai Rp 7,5 miliar untuk membantu proses repatriasi pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar.
Redaktur & Reporter : Adil
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis
- Jalin Foundation Raih Dukungan Pendanaan Dana Hibah dari MSD
- Eks Ketua PMI Riau Ditahan Jaksa terkait Korupsi Dana Hibah Rp 1,2 Miliar
- Menko Airlangga: Indonesia dan ASEAN Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
- Timnas Indonesia Menang Tipis atas Myanmar, Shin Tae Yong Puas?
- Piala AFF, Menpora: Kesempatan Emas Timnas Indonesia Mempersiapkan Diri jadi Kekuatan Besar di ASEAN